Minggu, 03 April 2016

KEBUTUHAN DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Diposting oleh Unknown di 20.00

KEBUTUHAN DAN TUGAS-TUGAS
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK



A.    Pengertian Peserta Didik
            Definisi peserta didik esensinya adalah setiap peserta didik yang berusaha mengembangkan potensi pada jalur pendidikan formal dan nonformal menurut jenjang dan jenisnya.Terdapat banyak sebutan yang berkaitan dengan “peserta didik” ini, sesuai dengan konteksnya.Misalnya sebutan siswa, pelajar, atau murid popular untuk mereka yang belajar di sekolah menengah kebawah.Sebutan “warga belajar” untuk mereka yang belajar di lembaga.Santri adalah istilah bagi siswa pada jalur pendidikan pesantren.Sebutan mahasiswa untuk mereka yang belajar di perguruan tinggi.Apa pun sebutannya, ada hal-hal yang esensial mengenai hakikat peserta didik.
1.      Peserta didik merupakan manusia yang memiliki diferensiasi potensi dasar kognitif atau intelektual, afektif dan psikomotorik.
2.      Peserta didik merupakan manusia yang memiliki diferensiasi priodesasi perkembangan dan pertumbuhan, meski memiliki pola yang relatif sama.
3.      Peserta didik meiliki imajinasi, persepsi, dan dunianya sendiri, bukan sekadar miniatur orang dewasa.
4.      Peserta didik merupakan manusia yang memiliki diferensiasi kebutuhan yang harus dipenuhi, baik jasmani maupun rohani, meski dalam hal-hal tertentu banyak kesamaannya.
5.      Peserta didik merupakan manusia bertanggungjawab bagi proses belajar pribadi dan menjadi pembelajar sejati, sesuai dengan wawasan pedidikan sepanjang hayat.
6.      Peserta didik memiliki daya adaptabilitas didalam kelompok sekaligus mengembangkan dimensi individualitasnya sebagai insane yang unik.
7.      Peserta didik memerlukan pembinaan dan pengembangan secara individual dan kelompok, serta mengharapkan perlakuan yang manusiawi dari orang dewasa, termasuk gurunya.
8.      Peserta didik merupakan insane yang visioner dan proaktif dalam menghadapi lingkungannya.
9.      Peserta didik sejatinya berperilaku baik dan lingkunganlah yang paling dominan untuk membuatnya lebih baik lagi atau menjadi lebih buruk.
10.  Peserta didik merupakan makhluk Tuhan yang meski memiliki aneka keunggulan, namun tidak akan mungkin bisa berbuat atau dipaksa melakukan sesuatu melebihi kapasitasnya.

B.     Kebutuhan Peserta Didik
Menurut Sudarwan Danim (2011), peserta didik merupakan insan yang memiliki aneka kebutuhan. Kebutuhan it uterus tumbuh dan berkembang sesuai dengan sifat dan karakteristiknya sebagai manusia.Segala upaya pendidikan dan perilaku pendewasaan harus terfokus pada pemenuhan kebutuhan peserta didik tersebut. Asosiasi Nasional Sekolah Menengah (National Association of High School) Amerika Serikat (1995) mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan peserta didik dilihat dari dimensi pengembangannya, yaitu seperti berikut ini:
1.      Kebutuhan intelektual, dimana peserta didik memiliki rasa ingin tahu, termotivasi untuk mencapai prestasi saat ditantang dan mampu berpikir untuk memecahkan masalah-masalah yang kompleks.
2.      Kebutuhan sosial, dimana peserta didik mempunyai harapan yang kuat untuk memiliki dan dapat diterima oleh rekan-rekan mereka sambil mencari tempatnya sendiri di dunianya. Mereka terlibat dalam membentuk dan mempertanyakan identitas mereka sendiri pada berbagai tingkatan.
3.      Kebutuhan fisik, dimana peserta didik “jatuh tempo” perkembangan pada tingkat yang berbeda dan mengalami pertumbuhan yang cepat dan tidak beraturan. Pertumbuhan dan perubahan fisik atau tubuh menyebabkan gerakan mereka adakalanya menjadi canggung dan tidak terkoordinasi.
4.      Kebutuhan emosional dan psikologis, dimana peserta didik rentan dan sadar diri, dan sering mengalami “mood swings” yang tidak terduga.
5.      Kebutuhan moral, dimana peserta didik idealis dan ingin memiliki kemauan kuat untuk membuat dunia dirinya dan dunia diluar dirinya menjadi tempat yang lebih baik.
6.      Kebutuhan homodivinous, dimana peserta didik mengakui sirinya sebagai makhluk yang berketuhanan atau makhluk homoriligius alias insane yang beragama.
Esensinya tidak ada peserta didik di muka bumi ini benar-benar sama. Hal ini bermakna bahwa masing-masing peserta didik memiliki karakteristik tersendiri.Karakteristik peserta didik adalah totalitas kemampuan dan perilaku yang ada pada pribadi mereka sebagai hasil dari interaksi antara pembawaan dengan lingkungan sosialnya, sehingga menentukan pola aktivitasnya dalam mewujudkan harapan dan meraih cita-cita.Karena itu, upaya memahami perkembangan peserta didik harus dikaitkan atau disesuaikan dengan karakteristik siswa itu sendiri.Utamanya, pemahaman peserta didik bersifat individual, meski pemahaman atas karakteristik dominan mereka ketika berada didalam kelompok juga menjadi penting. Ada empat hal dominan dari karakteristik siswa:
1.      Kemampuan dasar, misalnya kemampuan kognitif atau intelektual, afektif, dan psikomotor.
2.      Latar belakang kultural local, status sosial, status ekonomi, agama, dan sebagainya,
3.      Perbedaan-perbedaan kepribadian seperti sikap, perasaan, minat, dan lain-lain.
4.      Cita-cita, pandangan ke depan, keyakinan diri, daya tahan, dan lain-lain.

C.    Tugas Perkembangan Peserta Didik
Menurut Sudarwan Danim (2011), tugas-tugas perkembangan berkenaan dengan sikap, perilaku dan keterampilan idealnyaharus dikuasai dan diselesaikan sesuai dengan fase usia perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan individu bersumber pada faktor-faktor kematangan fisik, tuntutan kultural kemasyarakatan, cita-cita, dan norma-norma agama.Dibawah ini dikemukakan Havighurst (1948) mengenai tugas-tugas perkembangan. Selanjutnya, dikemukakan juga tugas-tugas perkembangan peserta didik usia sekolah. Materinya dikembangkan dari berbagai sumber:
1.      Masa bayi dan kanak-kanak awal (0-6 tahun):
·         Belajar berjalan pada usia 9-15 bulan.
·         Belajar memakan makanan padat.
·         Belajar berbicara.
·         Belajar buang air kecil dan buang air besar.
·         Belajar mengenal perbadaan jenis kelamin.
·         Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.
·         Membentuk komsep-konsep sederhana kenyataan sosial dan alam.
·         Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara, dan orang lain.
·         Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk dan pengembangan kata hati.
2.      Masa kanak-kanak akhir dan anak sekolah (6-12, usia SD/sederajat):
·         Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.
·         Belajar bergaul dengan teman sebaya.
·         Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
·         Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung.
·         Belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-hari.
·         Mengembangkan kata hati.
·         Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.
·         Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial.
3.      Masa remaja (12-21):
·         Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
·         Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita.
·         Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif.
·         Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
·         Mencapai jaminan kemandirian ekonomi.
·         Memilih dan mempersiapkan karier.
·         Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga.
·         Mengembangkan keterampila intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga Negara.
·         Mencapai perilaku yang bertanggungjawab secara sosial.
·         Memperoleh seperangkat nilai sistem etika sebagai petunjuk/pembimbing dalam berperilaku.
4.      Masa dewasa awal:
·         Memilih pasangan.
·         Belajar hidup dengan pasangan.
·         Memulai hidup dengan pasangan.
·         Memelihara anak.
·         Mengelola rumah tangga.
·         Memulai bekerja.
·         Mengambil tanggung jawab sebagai warga Negara.
·         Menemukan suatu kelompok yang serasi.
Dari berbagai sumber, berikut ini juga dikemukakan tugas-tugas perkembangan anak sejak usia prasekolah sampai dengan sekolah menengah atas. Pemahaman ini penting bagi guru dalam rangka memberikan layanan pembelajaran dan bimbingan konseling/karier.
1.      Masa usia prasekolah:
·         Menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya.
·         Masa belajar pada tahun pertama dalam kehidupan individu atau masa oral (mulut), karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan dan merupakan alat untuk melakukan eksplorasi dan belajar.
·         Belajar berjalan sehingga anak belajar menguasai ruang, mulai dari yang paling dekat sampai dengan ruang yang jauh.
·         Pembiasaan terhadap kebersihan.
·         Mengendalikan impuls-impuls atau dorongan-dorongan yang dating dari dalam dirinya.
·         Perkembangan rasa keindahan.
·         Bereksplorasi dan belajar melalui panca indera, karena penginderaan masih sangat peka.
2.      Masa usia sekolah dasar:
·         Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi.
·         Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan tradisional.
·         Adanya kecenderungan memuji diri sendiri.
·         Membandingkan dirinya dengan anak yang lain.
·         Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting.
·         Pada masa ini (terutama usia 6-8 tahun) anak menghendaki nilai angka rapor yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.
·         Minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret.
·         Amat realistik, rasa ingin tahu dan ingin belajar.
·         Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal atau mata pelajaran khusus sebagai mulai menonjolnya bakat-bakat khusus.
·         Sampai usia 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas usia ini pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya.
·         Pada usia ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran tepat mengenai prestasi sekolahnya.
·         Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. Dalam permainan itu mereka tidak terikat lagi dengan aturan permainan tradisional (yang sudah ada), mereka membuat peraturan sendiri.

3.      Tingkat SMP (Depdiknas, 2003):
·         Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
·         Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri  sendiri untuk kehidupan yang sehat.
·         Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria atau wanita.
·         Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dlam kehidupan sosial yang lebih luas.
·         Mengenal kemampuan bakat dan minat serta arah kecenderungan karier dan apresiasi seni.
·         Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhannya untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan atau mempersiapkan karier serta berperan dalam kehidupan masyarakat.
·         Mengenal gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi.
·         Mengenal sistem etika dan nilai-nilai sebagai pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat dan minat manusia.
4.      Tingkat SMA/Sederajat (Depdiknas, 2003):
·         Mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
·         Mencapai kematangan dalam hubungan teman sebaya, serta kematangan dalam perannya sebagai pria dan wanita.
·         Mencapai kematangan pertumbuhan jasmaniah yang sehat.
·         Mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi, dan kesenian sesuai dengan program kurikulum, persiapan karir dan melanjutkan pendidikan tinggi serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas.
·         Mencapai kematangan dalam pilihan karir.
·         Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, intelektual, dan ekonomi.
·         Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang berkehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
·         Mengembangkan kemampuan komunikasi sosial dan intelektual serta apresiasi seni.
·         Mencapai kematangan dalam sistem etika dan nilai.





DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Alfabeta.

Hurlock, E.B. 1991. Psikologi Perkembangan. Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Havighurts, R.J. 1953. Development Taks and Education.New York: David Mckay.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Silvya Eka Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review