Macam Perpustakaan
A.
Perpustakaan
Digital
Globalisasi
membuat semakin menjamurnya berbagai macam teknologi canggih. Hampir semua
bidang memasukan teknologi dalam substansinya untuk memudahkan pelaksanaan dan
penerapannya, tak terkecuali perpustakaan. Perpustakaan selama berabad-abad
telah terpatok dalam koleksi tercetak, baik buku, jurnal, maupun majalah. Jika
perustakaan tidak melalukan upgrade terhadap sistemnya, maka bisa jadi
perpustakaan akan di tinggalkan oleh penggunanya di era digital ini. Maka, di
era globalisasi ini muncul konsep digital
library, yang koleksinya mengarah pada e-journal,
e-book, dan sejenisnya. (Suwarno, dalam Prastowo, 2012: 393).
Menurut Wiji
Suwarno (dalam Prastowo, 2012: 393) perpustakaan digital adalah perpustakaan
yang mampu melayani penggunanya dengan segala kemudahan. Sedangkan menurut
Prastowo (2012: 393), perpustakaan digital adalah suatu sistem yang menyediakan
suatu komunitas pengguna dengan akses terintegrasi yang menjangkau keluasan
informasi dan ilmu pengetahuan yang telah tersimpan dan terorganisasi dengan
baik. Menurut Brogman (dalam Prastowo, 2012: 393-394) lebih jelas definisi
tentang perpustakaan digital muncul dari praktisi perpustakaan Digital Library
Federation (DLF), ia menyatakan bahwa perpustakaan digital adalah organisasi
yang menyediakan sumberdaya mencakup staf ahli untuk memilih struktur;
penawaran akses intelektual untuk menginterpretasikan, mendistribusikan, memelihara
integritas, dan koleksi dari waktu ke waktu sedemikian rupa; sehingga tersedia
dan siap digunakan oleh masyarakat.
Menurut Saffady
(dalam Saleh, 2010: 3) digital library adalah perpustakaan yang mengelola semua
atau sebagian yang substansi dari koleksi-koleksinya dalam bentuk komputerisasi
sebagai bentuk alternatif, suplemen atau pelengkap terhadap cetakan
konvensional dalam bentuk mikro material yang saat ini di dominasi koleksi
perpustakaan. Sedangkan menurut Saleh (2010: 3) perpustakaan digital atau digital library adalah organisasi yang
menyediakan sumber-sumber dan staf ahli untuk menyeleksi, menyusun, menyediakan
akses, menerjemahkan, menyebarkan, memelihara kesatuan dan mempertahankan
kesinambungan koleksi-koleksi dalam format digital sehingga selalu tersedia dan
murah untuk digunakan oleh komunitas tertentu dan ditentukan. Kesimpulannya,
perpustakaan digital adalah sistem organisasi pengelolaan bahan pustaka yang
memudahkan pelanggan perpustakaan untuk mempergunakan koleksi-koleksi digital (dikomputerisasi)
yang melengkapi koleksi tercetak dimana memerlukan staf ahli untuk
mengelolanya.
Kelebihan dari
perpustakaan digital (Saleh, 2010: 4-5) adalah sebagai berikut:
1. Menghemat
ruangan
2. Akses
ganda (multiple access)
3. Tidak
dibatasi oleh ruang dan waktu
4. Koleksi
dapat berbentuk multimedia
5. Biaya
lebih murah
Koleksi dari
perpustakaan digital terdiri dari dokumen digital atau dokumen elektronik.
Dokumen elektronik ini mempunyai format bermacam-macam, antara lain format html
(hypertext mark up language), PDF (portable document format), Microsoft
Word, Microsoft Excel terutama dokumen teks. Sedangkan dokumen gambar (grafis)
seperti format JPEG, GIF, dan sebagainya. (Saleh, 2010: 5)
Media untuk
menyimpan koleksi dapat bermacam-macam. Ada di dalam harddisk computer
(internal) yang tidak dapat dibawa kemana-mana, dan ada yang fleksibel dibawa
kemana-mana seperti harddisk ekternal, disket, CD atau CD-ROM ataupun DVD dan
flash disk bahkan saat ini bisa disimpan secara virtual di server internet.
B.
Perpustakaan
Hybrid
Kemajuan
teknologi memunculkan perpustakaan digital, dimana perpustakaan digital ini
sangat bertolak belakang dengan perspustakaan konvensional. Jika di dunia ini
hanya ada perpustakaan konvensional, maka perpustakaan tersebut akan
ditinggalkan penggunanya karena kemajuan teknologi yang pesat. Sedangkan jika
hanya ada perpustakaan digital, maka segalanya akan berbentuk digital dan
pembuatan digitalisasi ini cukuplah berat serta dituntut cepat, namun SDM dan
infrastruktur tudak sanggup menjangkaunya.
Penyelesaian persoalan
di atas menurut Prastowo (2012: 394-395) adalah dengan dimunculkannya
“perpustakaan dua muka”, artinya perpustakaan ini memiliki dan melayani dua
jenis koleksi. Satu sisi, perpustakaan melayani koleksi digital dan di satu
sisi masih melayani dan memanfaatkan koleksi konvensional sebagai bahan rujukan
yang tercetak. Adapun istilah yang popular untuk jenis perpustakaan ini adalah
perpustakaan hibrida atau hybrid library.
Perpustakaan hibrida
didesain untuk mengelola teknologi dari dua sumber yang berbeda, yaitu sumber
elektronik dan sumber koleksi tercetak. Perpustakaan ini bisa diakses melalui
jarak dekat maupun jarak jauh. Maka dari itu perlu adanya kerja sama yang baik
antara pustakawan dan para teknolog yang menyatukan keterpisahan tradisi
sebagai konsekuensi perpustakaan hibrida, yang secara bersamaan membangun
koleksi “baru” (elektronik dan digital) dan koleksi lama (tercetak) secara
terintegrasi. Sehingga, pemakai jasa perpustakaan tidak mengalami kesulitan dalam memakai kedua jenis koleksi tersebut.
Daftar Rujukan
Prastowo, Andi.
2012. Manajemen Perpustakaan Sekolah
Profesional. Jogjakarta: Diva Press
Saleh, Abdul Rahaman.
2010. Membangun Perpustakaan Digital.
Jakarta: Sagung Seto
1 komentar:
Dalam permainan poker dan domino 99 online membutuhkan banyak strategi untuk menang,
memanfaatkan kartu bagus, ronde, waktu, taktik mengertak dan menipu lawan anda.
seperti dalam semua varian poker, setiap individu bersaing untuk sejumlah uang atau chip yang diberikan oleh para pemain,
dengan proses pembagian kartu secara acak. (PIN BBM: 7AC8D76B)
Posting Komentar